Bangbung Hideung Blog's

1. Aku yakin bahwa rezekiku tidak tertukar, karena itu hatiku tenang.

2. Aku yakin amalku tidak mungkin digantikan oleh yang lain, karena itu aku semangat beribadah.


3. Aku yakin bahwa Allah mengawasiku, karena itu aku malu bermaksiat.


4. Aku yakin bahwa mati selalu membuntutiku, karena itu aku selalu siap menghadapinya.
Read More …

Wanita yang berwajah cantik dan memiliki kemolekan tubuh yang sempurna tentu menjadi dambaan setiap laki-laki. Begitu juga sebaliknya, sikap wanita terhadap pria yang gagah dan tampan.

Bila kecantikan wajah dan kemolekan tubuh di hiasi pula dengan akhlak yang baik, tentu istri yang demikian akan sangat membahagiakan.

Namun bila kecantikan wajah tidak di hiasi dengan kebagusan akhlak, belum tentu cantik itu membahagiakan, sebaliknya besar kemungkinan malah akan menyengsarakan.

Berhati-hatilah jika menikahi wanita berdasarkan kecantikannya, sebab kecantikan terkadang dapat membawa fitnah bagi istri itu sendiri, dan juga bagi suami, jika suami itu hampa dari agama.

Terkadang justru wanita yang cantik, ternyata mudah sekali terpedaya dengan kecantikannya sendiri. Menimbulkan sifat sombong ketika di hadapkan kepada ucapan-ucapan dusta yang berkilau cahaya, ketika perhatian orang tertuju kepadanya.

Kecantikan juga dapat menyibukkan dirinya, hingga lalai terhadap kewajibannya sebagai seorang istri. Lebih-lebih jika terlalu berlebihan dalam memperhatikan kecantikan lahiriah dan bentuk tubuh yang molek saja. Kemudian melupakan kecantikan akhlak yang akan mempercantik jiwa dan mengokohkan agamanya. Kecantikam akhlak yang akan membawanya kepada ke Ridhaan Illahi dan suaminya.

Astaghfirrullah hal adzim...!!!! sadarkah saudariku.... kecantikan juga pada akhirnya tua, keriput dan mati di makan cacing tanah.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda,,
" Di nikahi perempuan karena empat perkara, yaitu karena kekayaannya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Tetapi pilihlah berdasarkan agamanya, agar selamatlah dirimu" (HR.Bukhari Muslim)

Semoga kita tidak salah dalam menentukan pilihan. Tetapi perbaikilah diri sendiri dulu untuk menjadi lebih baik, sebelum engkau mencari yang terbaik.

Mari Menata Hati Menggapai Ridha Illahi Illahi
Merengkuh Indahnya Cinta Dalam Ridha_Nya
Read More …

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu.

Hidup ini pilihan,
mau mu'min silahkan,
mau kafir juga silahkan,
mau tahajjud silahkan,
mau tidur lelap juga silahkan atau begadang semalam suntuk,
mau jujur silahkan,
mau dusta juga silahkan,
mau makan yg halal silahkan,
mau makan yg haram silahkan,
mau nikah silahkan,
mau berzina silahkan,
mau menutup aurat silahkan,
mau tidak juga silahkan,
mau berbhakti pada orang tua silahkan,
mau durhaka juga silahkan...

Tetapi INGAT!
Sangat BERBEDA mereka yang BERIMAN yang SUNGGUH-SUNGGUH TAAT dengang mereka yang ma'siyat, semua pilihan perbuatan ada konsekwensinya.

"Sesungguhnya mrk yg beriman yg disibukkan dg kebaikan akan meraih Syurga dg segala kenikmatannya, & sesungguhnya mrk yg asyik dg dosa ma'siyat akan masuk neraka jahannam dg segala dahsyat siksanya" (QS Al Infithor : 13-14).

Jadi, JANGAN karena ENAK MA'SIYAT SESAAT lalu MENDERITA di AKHIRAT"
Read More …

Lir-ilir, lir-ilir
tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane
Yo surako… surak hiyo…

Lir ilir, judul dari tembang di atas. Bukan sekedar tembang dolanan biasa, tapi tembang di atas mengandung makna yang sangat mendalam. Tembang karya Kanjeng Sunan kali jaga ini konon dibuat tahun 1400 ini memberikan hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang indah. Carrol McLaughlin, seorang profesor harpa dari Arizona University terkagum kagum dengan tembang ini, beliau sering memainkannya. Maya Hasan, seorang pemain Harpa dari Indonesia pernah mengatakan bahwa dia ingin mengerti filosofi dari lagu ini. Para pemain Harpa seperti Maya Hasan (Indonesia), Carrol McLaughlin (Kanada), Hiroko Saito (Jepang), Kellie Marie Cousineau (Amerika Serikat), dan Lizary Rodrigues (Puerto Rico) pernah menterjemahkan lagu ini dalam musik Jazz pada konser musik “Harp to Heart“.

Apakah makna mendalam dari tembang ini? Mari kita coba mengupas maknanya

Lir-ilir, lir-ilir
tembang ini diawalii dengan ilir-ilir yang artinya bangun-bangun atau bisa diartikan hiduplah (karena sejatinya tidur itu mati) bisa juga diartikan sebagai sadarlah. Tetapi yang perlu dikaji lagi, apa yang perlu untuk dibangunkan?Apa yang perlu dihidupkan? hidupnya Apa ? Ruh? kesadaran ? Pikiran? terserah kita yang penting ada sesuatu yang dihidupkan, dan jangan lupa disini ada unsur angin, berarti cara menghidupkannya ada gerak..(kita fikirkan ini)..gerak menghasilkan udara. ini adalah ajakan untuk berdzikir. Dengan berdzikir, maka ada sesuatu yang dihidupkan.
tandure wus sumilir, Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar.
Bait ini mengandung makna kalau sudah berdzikir maka disitu akan didapatkan manfaat yang dapat menghidupkan pohon yang hijau dan indah. Pohon di sini artinya adalah sesuatu yang memiliki banyak manfaat bagi kita. Pengantin baru ada yang mengartikan sebagai Raja-Raja Jawa yang baru memeluk agama Islam.

Sedemikian maraknya perkembangan masyarakat untuk masuk ke agama Islam, namun taraf penyerapan dan implementasinya masih level pemula, layaknya penganten baru dalam jenjang kehidupan pernikahannya.

Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi.
Mengapa kok “Cah angon” ? Bukan “Pak Jendral” , “Pak Presiden” atau yang lain? Mengapa dipilih “Cah angon” ? Cah angon maksudnya adalah seorang yang mampu membawa makmumnya, seorang yang mampu “menggembalakan” makmumnya dalam jalan yang benar. Lalu,kenapa “Blimbing” ? Ingat sekali lagi, bahwa blimbing berwarna hijau (ciri khas Islam) dan memiliki 5 sisi. Jadi blimbing itu adalah isyarat dari agama Islam, yang dicerminkan dari 5 sisi buah blimbing yang menggambarkan rukun Islam yang merupakan Dasar dari agama Islam. Kenapa “Penekno” ? ini adalah ajakan para wali kepada Raja-Raja tanah Jawa untuk mengambil Islam dan dan mengajak masyarakat untuk mengikuti jejak para Raja itu dalam melaksanakan Islam.

Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro.
Walaupun dengan bersusah payah, walupun penuh rintangan, tetaplah ambil untuk membersihkan pakaian kita. Yang dimaksud pakaian adalah taqwa. Pakaian taqwa ini yang harus dibersihkan.

Dodotiro dodotiro, kumitir bedah ing pinggir.
Pakaian taqwa harus kita bersihkan, yang jelek jelek kita singkirkan, kita tinggalkan, perbaiki, rajutlah hingga menjadi pakain yang indah ”sebaik-baik pakaian adalah pakaian taqwa“.

Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore.
Pesan dari para Wali bahwa suatu ketika kamu akan mati dan akan menemui Sang Maha Pencipta untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatanmu. Maka benahilah dan sempurnakanlah ke-Islamanmu agar kamu selamat pada hari pertanggungjawaban kelak.

Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane.
Para wali mengingatkan agar para penganut Islam melaksanakan hal tersebut ketika pintu hidayah masih terbuka lebar, ketika kesempatan itu masih ada di depan mata, ketika usia masih menempel pada hayat kita.

Yo surako surak hiyo.
Sambutlah seruan ini dengan sorak sorai “mari kita terapkan syariat Islam” sebagai tanda kebahagiaan. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu (Al-Anfal :25)

“Ilir-ilir” secara garis besar bermakna ajakan, seruan, mobilisasi bagi para juru dakwah yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga untuk mengembangkan nilai-nilai Islam di bumi Nusantara. Boleh dibilang, “Ilir-ilir” adalah lagu politis -berbasis geopolitik- pada saat itu.
Read More …

Tumblr

Twitter